Layout

Rabu, 09 April 2014

Resensi Film Tjoet Nja' Dhien




Produser      : Handi Muljono, Eros Djarot

Sutradara     : Eros Djarot

Penulis          : Eros Djarot

Pemeran       : Rita Zahara, Rosihan Anwar
 
Bahasa          : Indonesia



***

Tjoet Nja' Dhien adalah film sejarah Indonesia tahun 1988 yang disutradarai oleh Eros Djarot. Film ini memenangkan Piala Citra sebagai film terbaik dalam festival Film Indonesia 1988. Film ini dibintangi Christine Hakim sebagai Tjoet Nja' Dhien, Piet Burnama sebagai Panglima Laot, Slamet Rahardjo (kakak Eros Djarot) sebagai Teuku Umar, dan juga didukung Rudy Wowor.

Tjoet Nja’ Dhien yang ditinggal mati oleh suami pertamanya, Teuku Ibrahim, akhirnya menikah lagi dengan Teuku Umar.  Teuku Umar merupakan seorang pejuang yang banyak taktik. Ia pernah berpura-pura melakukan kerjasama dengan pihak Belanda hanya untuk memperoleh senjata dan perlengkapan perang. Setelah mendapatkan yang ia butuhkan, Teuku Umar kembali memerangi Belanda. Tapi dalam satu pertempuran di Meulaboh, Teuku Umar gugur.

Tjoet Nja’ Dhien kembali kehilangan suaminya. Tapi, ia tak patah semangat. Ia terus melanjutkan perjuangan di daerah pedalaman Meulaboh. Ia adalah seorang pejuang yang pantang menyerah dan tidak mengenal kata kompromi pada penjajah.
Perlawanan Tjoet Nja Dhien secara bergerilya ternyata sangat menggangu Belanda bahkan membahayakan kedudukan mereka di tanah Aceh. Sehingga, Belanda berusaha menangkapnya, tetapi selalu gagal.

Akhirnya Belanda pun mendapatkan bantuan dari seorang penghianat bernama Teuku Leubeh. Teuku Leubeh lah yang telah memberikan informasi mengenai Tjoet Nja’ Dhien dan yang menyebabkan terbunuhnya Teuku Umar.
Dalam perjalanan menuju Kotaraja, Teuku Leubeh pun diserang oleh pasukan kecil Tjoet Nja’ Dhien dan akhirnya terbunuh. Tjoet Nja’ Dhien adalah seorang pejuang yang tidak memberi ampun pada pengkhianatan.

Tapi seiring bertambahnya usia, Tjoet Nja’ Dhien pun semakin tua. Penglihatannya mulai rabun dan ia pun terserang penyakit encok yang parah. Selain itu, jumlah pasukannya pun semakin berkurang. Makanan yang tersedia pun tidak mencukupi.

Melihat keadaannya demikian, Pang Lao yang merupakan seorang anak buah Tjoet Nja’ Dhien merasa kasihan. Akhirnya, tanpa sepengetahuan Tjoet Nja’ Dhien, ia menghubungi pihak Belanda dan bersedia memberitahu keberadaan Tjoet Nja’ Dhien dengan syarat Belanda memberikan tempat dan pelayanan yang layak pada Tjoet Nja’ Dhien dan tidak pernah memisahkan Tjoet Nja’ Dhien dari tanah dan masyarakat Aceh. Belanda pun menyanggupi.

Meski sudah terkepung dan hendak ditangkap, Tjoet Nja’ Dhien masih sempat mencabut rencong dan melukai Pang Laot. Tjoet Nja’ Dhien merasa kecewa terhadap pengkhianatan yang dilakukan Pang Laot. Ia pun masih sempat melawan Belanda. Namun jumlah pasukan Belanda lebih banyak sehingga Tjoet Nja’ Dhien pun tertangkap.

Encok dan berbagai penyakit yang dideritanya pun berangsur-angsur pulih. Akan tetapi, Balanda tidak menepati janjinya untuk tidak memisahkan Tjoet Nja’ Dhien dari tanah dan rakyat Aceh. Tjoet Nja’ Dhien pun diasingkan keSumedang, Jawa Barat. Di tempat pengasingannya itulah, akhirnya Tjoet Nja’ Dhien wafat dan dimakamkan pada tanggal 6 November 1908.

Kelebihan
Film Tjoet Nja’ Dhien ini memberitahu kita banyak sekali informasi terutama dalam bidang sejarah. Alur ceritanya mudah ditangkap dan dimengerti, dan para pemerannya pun sudah sangat menghayati tokoh yang diperankan.
Film ini memiliki kesamaan latar, cerita, waktu dan tokoh dengan sumber pembelajaran. Hanya saja, dalam film ini ditambahkan beberapa adegan pemanis untuk membuat film lebih menarik.
Dari film ini, kita bisa mengetahui banyak hal mengenai perang aceh. Seperti alur ceritanya, latarnya, dan tokoh-tokohya. Film ini bias dilihat oleh siapa saja. Terutama orang-orang yang tertarik pada sejarah seperti perang aceh.

Kekurangan
Sayangnya, pencahayaan dalam film masih kurang sehingga terdapat beberapa bagian film yang masih agak gelap. Selain itu, gambar yang terlihat dari film kurang jernih, atau kurang terlihat secara jelas.




Nama Kelompok :
1)   Ayu Vidya Manggiasih
2)   Dina Isnaeni Aliza Dewi
3)   Nur Dinie

Kelas  :   3KA07