|
Foto KRL vs Truk BBM |
Kecelakaan kereta
kembali terjadi di kawasan Bintaro Jakarta Selatan, Senin (9/12). Kali ini
kereta yang mengalami tabrakan adalah commuter line jurusan Serpong-Tanah
Abang. Kereta commuter line itu tabrakan
dengan truk tangki yang mengangkut 24 ribu liter premium yang akan dibagikan ke
SPBU di Bintaro dan Jakarta Selatan. Truk berangkat dari kawasan Plumpang
Jakarta Utara. Lokasi kecelakaan pintu
perlintasan Pondok Betung, Bintaro Jakarta Selatan. Kecelakaan ini mengingatkan
kita dengan tragedi tabrakan kereta
hebat di Bintaro yang dikenal sebagai tabrakan hebat pada 19 Oktober
1987. Lokasi kejadiannya pun sama yaitu
di daerah Pondok Betung, Bintaro Jakarta Selatan. Selain lokasi yang sama, hari
kejadian juga sama yakni hari Senin. Tragedi Bintaro tahun 1987 itu tak hanya
menyedot perhatian nasional, melainkan juga perhatian dunia. Tragedi yang
terjadi 26 tahun lalu itu adalah tabrakan kereta api yang berangkat dari
Rangkasbitung dengan kereta api dari Tanah Abang. Penyelidikan setelah kejadian menunjukkan
kelalaian petugas Stasiun Sudimara yang memberi sinyal aman bagi kereta api
dari arah Rangkasbitung, padahal tak ada pernyataan aman dari Stasiun
Kebayoran. Hal ini dilakukan karena
penuhnya jalur di stasiun Sudimara. Kedua kereta hancur, terguling dan ringsek.
Kedua lokomotif dengan seri BB 30316 dan BB 30616 rusak berat. Jumlah korban
jiwa 156 orang, dan ratusan penumpang lainnya luka-luka. Sedangkan dalam kecelakaan yang terjadi Senin
(9/12), truk tangki penuh BBM itu
meledak dahsyat dan menimbulkan kebakaran yang menyambar gerbong kereta paling
depan yang merupakan gerbong khusus penumpang wanita. Diduga, supir truk tangki
mengabaikan rambu yang memperingatkan bahwa kereta akan melintas, ditambah
kondisi jalan yang macet sehingga supir tak sempat lagi menghindar dari
kecelakaan mengerikan itu. Gerbong
masinis berikut sebuah gerbong penumpang di belakangnya pun anjlok dari rel.
Korban jiwa hingga saat ini tercatat sebanyak 7 orang, termasuk masinis dan 2
orang teknisi yang berada di gerbong masinis. Sementara korban luka-luka
diperkirakan mencapai 70 orang.
Sebagai bentuk
penghargaan tertinggi kepada tiga Awak KA yang menjadi korban pada kecelakaan
KA 1131, PT KAI (Persero) mengabadikan nama ketiganya sebagai nama balai-balai
pelatihan milik PT KAI. Balai Pelatihan Tehnik Perkeretaapian (BPTP) Bekasi
akan diberi nama Sofyan Hadi dan selanjutnya menjadi BPTP Sofyan Hadi. Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT)
Yogyakarta akan diberi nama Darman Prasetyo dan selanjutnya menjadi BPTT Darman
Prasetyo. Balai Pelatihan Operasional
dan Pemasaran (BP-OPSAR) Bandung akan diberi nama Agus Suroto dan selanjutnya
akan menjadi BP-OPSAR Agus Suroto. Ketiga pejuang garis depan kereta api
tersebut juga mendapatkan penghargaan kenaikan pangkat anumerta 2 tingkat lebih
tinggi untuk masinis dan asisten masinis serta pengangkatan Sofyan Hadi
(Teknisi Kereta Api) yang sebelumnya masih berstatus sebagai pegawai kontrak
magang menjadi Pegawai Tetap. Untuk
terus mengenang jasa dan pengorbanan ketiga ketiga awak KA yang berdedikasi
tinggi tersebut, PT KAI juga membuatkan sebuah Prasasti yang diletakan di
Stasiun Tanah Abang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar