Ruangan yang dilengkapi air
conditioner (AC) seakan-akan memberikan kenyamanan bagi kita. Terlebih bagi
yang bekerja di kantor. Hampir seharian pekerja kantoran itu berada di dalam
ruangan ber-AC. Mungkin ada yang berpendapat bahwa mereka yang bisa bekerja di
dalam ruangan yang ber-AC lebih beruntung ketimbang mereka yang bekerja di
lapangan atau pabrik. Benarkah demikian?
Bisa jadi, salah satu penyebab
buruknya kesehatan ketika bekerja di dalam ruangan adalah gangguan ventilasi
udara. Gangguan ini dapat berupa kurangnya udara segar yang masuk, buruknya
distribusi udara, dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara. Kualitas
udara di dalam ruangan ternyata memengaruhi kenyamanan ruang kerja. Kualitas
udara yang buruk akan membawa dampak negatif bagi pekerja kantoran.
Ruangan yang ber-AC memang dapat
memberikan rasa sejuk ketimbang berada di luar yang penuh asap kendaraan atau
terik matahari. Namun, AC yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat nyaman
bagi mikroorganisme. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas udara dalam ruangan menurun dan
dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
Ada banyak gejala yang
ditimbulkan ketika seseorang bekerja di dalam ruangan ber-AC. Jika terlalu
lama, bisa jadi mata Anda mulai perih dan kepala terasa berat, bahkan mungkin
Anda sering merasa cepat mengantuk. Konsentrasi pun akan buyar dan tentunya
akan mengganggu Anda saat bekerja.
Nah, ada beberapa faktor yang
menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya. Salah satu
diantara penyebabnya, yakni karbon monoksida yang masuk melalui ventilasi. Bisa
jadi, gas ini berasal dari knalpot kendaraan yang berada di parkiran atau yang
lalu-lalang di depan kantor. Ada pula zat formaldehida, yaitu salah satu bahan
baku dalam pembuatan bahan karpet atau peralatan kantor lainnya. Zat tersebut
dapat menguap dari benda-benda itu, lalu mengotori udara di sekitarnya. Bisa
juga gejala tersebut timbul karena asap rokok teman kantor Anda, bakteri dari
sistem ventilasi yang kurang baik, bahkan gas ozon yang berasal dari mesin
fotokopi pun dapat menjadi penyebabnya.
Mungkin saja Anda bisa mengeluh
bahwa mata Anda gatal, kulit kering, dan bersin-bersin. Bahkan, bisa juga
terjangkit sick building syndrome, yaitu gejala yang timbul akibat perbedaan
suhu udara. Misalnya, Anda masuk ke dalam ruangan ber-AC setelah berkeringat
terkena panas matahari. Efeknya adalah Anda akan merasa sesak napas, sakit
kepala, lemas, dan susah berkonsentrasi.
Sejumlah penelitian pun
menyatakan bahwa suhu udara yang nyaman menjadi salah satu penyebab kenaikan
berat badan. Mengapa demikian? Pernahkah Anda merasa ketika Anda berada di
dalam suhu udara yang nyaman, membuat Anda malas bergerak? Tentu kita tahu
bahwa semakin sedikit kita melakukan aktivitas bergerak, semakin sedikit
pelepasan energi pembakaran lemak. Jadi, janganlah malas bergerak meskipun
kondisi kantor yang nyaman karena jika tidak, dalam jangka waktu tertentu, Anda
bisa mengalami obesitas.
Ruangan ber-AC sebenarnya
merupakan ruangan yang dirancang khusus sedemikian rupa sehingga kedap udara.
Karena itulah, udara yang ada di dalam ruangan ber-AC hanyalah udara yang sama
yang didaur ulang. Proses pendaur-ulangan ini nyatanya dapat meningkatkan
jumlah zat-zat pencemar di dalam ruangan. Fatalnya, zat-zat tersebut dapat
memengaruhi kesehatan dan produktivitas kerja. Terlebih, bagi mereka yang juga
menghirup asap rokok di dalam ruangan ber-AC. Belum lagi jika rekan kerja Anda
sedang terjangkit flu. Anda bisa juga tertular virusnya karena berada dalam
satu ruangan dengan udara yang sama.
Banyak studi melaporkan bahwa
asap rokok yang beredar dalam ruangan ber-AC berbahaya juga bagi yang tidak
merokok yang berada di dalam ruangan itu. Saat itu, bukan hanya paru-paru si
perokok yang tercemar, melainkan paru-paru orang lain yang berada di
sekitarnya. Mulai sekarang, sempatkanlah untuk jalan-jalan keluar ruangan yang
tidak ber-AC. Selain baik untuk tubuh, pikiran pun akan menjadi lebih rileks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar